Rabu, 29 Oktober 2014

Asam, basa, garam ( Kimia kelas 7)



A. Asam
Suatu asam dapat berupa zat padat, cair, maupun gas. Buah-buahan seperti jeruk nipis, mangga, dan apel termasuk benda yang memiliki kandungan zat asam.
            Pada tahun 1977, Lovoiser mengemukakan bahwa senyawa asam mengandung oksigen, kemudian digugurkan oleh Humphry Davy pada tahun 1810 yang menyatakan bahwa unsur pada senyawa asam adalah hidrogen, bukan oksigen. Pernyataan H.Davy ini diperkuat oleh ahli kimia, Svante August Arrehenius yang mengemukakan teori ion pada tahun 1884. Arrhenius mendasarkan teori asam dan basa pada perilakunya ketika dilarutkan dalam air.
            Unsur senyawa yang bermuatan positif dan negative tersebut dinamakan ion. Contoh: H+, Na2+, OH-, dll.
            Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang yang bila dilarutkan dalam air akan menambah jumlah ion hidrogen (H+) yang sudah ada dalam air murni. Contoh zat yang bersifat asam misalnya: jeruk nipis, larutan cuka, asam sulfat, dan asam nitrat.
Secara umum sifat-sifat asam adalah:
1. Rasanya masam.
2. Dapat menghantarkan  arus listrik.
3. Jika dilarutkan dalam air akan melepaskan ion hidrogen (H+)
4. Dapat memerahkan lakmus biru.
5. Bersifat korosif (merusak) terhadap logam.
6. Dapat menetralkan basa.

Beberapa asam dalam kehidupan sehari-hari:
1. Asam sitrat (jeruk).
2. Asam asesat (cuka).
3. Asam karbonat (minuman berkarbonasi).
4. Asam fosfat (pupuk).
5. Asam sulfat (accu mobil).

B. Basa
            Basa adalah zat yang apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion Hidroksida (OH) yang sudah ada dalam air murni. Ion ini terbentuk karena senyawa Hidroksisa (OH) mengikat 1 elektron ketika dimasukkan dalam air.
            Conyoh zat yang bersifat basa adalah sabun, pasta gigi, deodorant, obt sakit maag, dan anomia yang digunakan dalam cairan pembersih dan pembasmi hama.
            Sifat-sifat zat basa adalah sebagai berikut:
1. Terasa licin bila di sentuh.
2. Rasanya pahit (getir).
3. Dapat menghantarkan arus listrik.
4. Jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion Hidroksida (OH-).
5. Membirukan lakmus merah.
6. Dapat menetralkan asam.
7. Bersifar kaustik (dapat merusak kulit).
            Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah. Contoh basa kuat adalah natrium hidroksida dan kalium hidroksida. Sedangkan contoh basa lemah adalah ammonia.
Beberapa basa dalam kehidupan sehari-hari:
1. Natrium hidroksida (sabun).
2. Magnesium hidroksida (obat maag).
3. Alumunium hidroksida (deodorant).

C. Garam
            Garam yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah garam dapur (NaCI). Garam terbentuk dari hasil pencampuran zat asam dan basa. Hal ini terjadi karena ion H+ (asam) dan ion OH- (basa) bereaksi membentuk zat netral (tidak bermuatan) dan zat yang tidak bersifat asam maupun basa. Reeaksi antara asam  dan basa disebut reaksi penetralan (netralisasi). Contohnya adalah reaksi antara asam klorida (HCI) dan natrium hidroksida (NaOH) akan membentuk garam dapur (NaCI) dan air.
            Jadi, garam adalah senyawa (zat) yang terbentuk dari reaksi asam dan basa.
Contoh garam antara lain: Natrium klorida (garam dapur), kalium nitrat (bahan pembuatan pupuk), dan natrium fluorida (bahan pembuatan pasta gigi).
            Sebagai contoh jika soda api (natrium hidroksida) bereaksi dengan asam klorida akan menghasilkan garam dapur dan air.

Contoh garam dalam kehidupan sehari-hari:
1. Natrium klorida (garam dapur).
2. Natrium bikarbonat (baking soda).
3. Kalsium karbonat (cat tembok).
4. Natrium fosfat (deterjen).

Secara umum, sifat-sifat garam adalah:
1. Dapat menghantarkan arus listrik.
2. Terdiri dari ion logam yang bermuatan positif dan negative.
3. Tidak mengubah lakmus merah maupun biru.

D. Indikator asam basa
            Untuk mengetahui apakah suatu zat termasuk asam atau basa, sebenarnya hanya cukup dengan dicicipi rasanya menggunakan lidah. Tetapi perlu kita ingat bahwa tidak semua zat aman bagi tubuh kita.
            Ada banyak sekali zat kimia beracun yang berbahaya bila masuk ke tubuh kita. Untuk itulah diperlukan indikator asam basa. Indicator asam basa adalah zat yang warnanya berubah ketika bereaksi dengan senyawa asam atau basa.
            Indikator asam basa dapat berupa indikator buatan, seperti kertas lakmus atau pH meter. Lakmus adalah zat yang berasal dari sejenis lumut kerak dan biasanya digunakan dalam bentuk kertas.
Kelebihan lakmus sebagai indikator asam basa adalah:
1. Dapat berubah warna dengan cepat saat bereaksi dengan asam maupun basa.
2. Sukar bereaksi dengan oksigen di udara sehingga lebih awet.
3. Zat yang akan diuji lebih cepat meresap karena berbentuk kertas.
            Selain kertas lakmus, banyak juga digunakan indikator buatan lain seperti fenoftalen, metal merah, dan brom timol biru.
            Selain indikator buatan, dapat juga digunakan indikator alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Indicator yang dapat digunakan untuk pengujian asam basa misalnya kembang sepatu, kunyit, kulit manggis, kol ungu, dan bungah-bungahan yang berwarna. Untuk dapat digunakan sebagai indikator asam basa, bahan-bahan tersebut harus dibuat ekstraknya terlebih dahulu dengan menghaluskan dan menambahkan air.

E. Skala keasaman dan kebasaan
            Skala atau derajat keasaman atau kebasaan suatu zat dapat diketahui dari nilai pH (power of Hydrogen). Larutan yang bersifat netral mempunyai pH = 7, larutan bersifat asam jika PH < 7 (1-6), dan larutan basa mempunyai pH > 7 (8-14). Semakin kecil nilai pH, maka tingkat keasamanya semakin kuat. Sebaliknya, jika nilai pH semakin besar, berarti tingkat kebasaannya semakin kuat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar