A. Asam
Suatu asam dapat berupa zat padat, cair, maupun gas.
Buah-buahan seperti jeruk nipis, mangga, dan apel termasuk benda yang memiliki
kandungan zat asam.
Pada tahun 1977, Lovoiser
mengemukakan bahwa senyawa asam mengandung oksigen, kemudian digugurkan oleh
Humphry Davy pada tahun 1810 yang menyatakan bahwa unsur pada senyawa asam
adalah hidrogen, bukan oksigen. Pernyataan H.Davy ini diperkuat oleh ahli
kimia, Svante August Arrehenius yang mengemukakan teori ion pada tahun 1884. Arrhenius
mendasarkan teori asam dan basa pada perilakunya ketika dilarutkan dalam air.
Unsur senyawa yang bermuatan positif
dan negative tersebut dinamakan ion. Contoh: H+, Na2+, OH-,
dll.
Menurut Arrhenius, asam adalah zat
yang yang bila dilarutkan dalam air akan menambah jumlah ion hidrogen (H+)
yang sudah ada dalam air murni. Contoh zat yang bersifat asam misalnya: jeruk
nipis, larutan cuka, asam sulfat, dan asam nitrat.
Secara umum sifat-sifat asam adalah:
1. Rasanya
masam.
2. Dapat
menghantarkan arus listrik.
3. Jika
dilarutkan dalam air akan melepaskan ion hidrogen (H+)
4. Dapat
memerahkan lakmus biru.
5. Bersifat
korosif (merusak) terhadap logam.
6. Dapat
menetralkan basa.
Beberapa
asam dalam kehidupan sehari-hari:
1. Asam
sitrat (jeruk).
2. Asam
asesat (cuka).
3. Asam
karbonat (minuman berkarbonasi).
4. Asam
fosfat (pupuk).
5. Asam
sulfat (accu mobil).
B. Basa
Basa adalah zat yang apabila
dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion Hidroksida (OH) yang sudah ada dalam
air murni. Ion ini terbentuk karena senyawa Hidroksisa (OH) mengikat 1 elektron
ketika dimasukkan dalam air.
Conyoh zat yang bersifat basa adalah
sabun, pasta gigi, deodorant, obt sakit maag, dan anomia yang digunakan dalam
cairan pembersih dan pembasmi hama.
Sifat-sifat zat basa adalah sebagai
berikut:
1. Terasa
licin bila di sentuh.
2. Rasanya
pahit (getir).
3. Dapat
menghantarkan arus listrik.
4. Jika
dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion Hidroksida (OH-).
5.
Membirukan lakmus merah.
6. Dapat
menetralkan asam.
7. Bersifar
kaustik (dapat merusak kulit).
Basa dapat dibagi menjadi basa kuat
dan basa lemah. Contoh basa kuat adalah natrium hidroksida dan kalium
hidroksida. Sedangkan contoh basa lemah adalah ammonia.
Beberapa
basa dalam kehidupan sehari-hari:
1. Natrium
hidroksida (sabun).
2. Magnesium
hidroksida (obat maag).
3. Alumunium
hidroksida (deodorant).
C. Garam
Garam yang sering kita gunakan dalam
kehidupan sehari-hari adalah garam dapur (NaCI). Garam terbentuk dari hasil
pencampuran zat asam dan basa. Hal ini terjadi karena ion H+ (asam)
dan ion OH- (basa) bereaksi membentuk zat netral (tidak bermuatan)
dan zat yang tidak bersifat asam maupun basa. Reeaksi antara asam dan basa disebut reaksi penetralan
(netralisasi). Contohnya adalah reaksi antara asam klorida (HCI) dan natrium
hidroksida (NaOH) akan membentuk garam dapur (NaCI) dan air.
Jadi, garam adalah senyawa (zat)
yang terbentuk dari reaksi asam dan basa.
Contoh garam
antara lain: Natrium klorida (garam dapur), kalium nitrat (bahan pembuatan
pupuk), dan natrium fluorida (bahan pembuatan pasta gigi).
Sebagai contoh jika soda api
(natrium hidroksida) bereaksi dengan asam klorida akan menghasilkan garam dapur
dan air.
Contoh garam
dalam kehidupan sehari-hari:
1. Natrium
klorida (garam dapur).
2. Natrium
bikarbonat (baking soda).
3. Kalsium
karbonat (cat tembok).
4. Natrium
fosfat (deterjen).
Secara umum,
sifat-sifat garam adalah:
1. Dapat
menghantarkan arus listrik.
2. Terdiri
dari ion logam yang bermuatan positif dan negative.
3. Tidak
mengubah lakmus merah maupun biru.
D. Indikator
asam basa
Untuk mengetahui apakah suatu zat
termasuk asam atau basa, sebenarnya hanya cukup dengan dicicipi rasanya
menggunakan lidah. Tetapi perlu kita ingat bahwa tidak semua zat aman bagi
tubuh kita.
Ada banyak sekali zat kimia beracun
yang berbahaya bila masuk ke tubuh kita. Untuk itulah diperlukan indikator asam
basa. Indicator asam basa adalah zat yang warnanya berubah ketika bereaksi
dengan senyawa asam atau basa.
Indikator asam basa dapat berupa
indikator buatan, seperti kertas lakmus atau pH meter. Lakmus adalah zat yang
berasal dari sejenis lumut kerak dan biasanya digunakan dalam bentuk kertas.
Kelebihan lakmus sebagai indikator asam basa adalah:
1. Dapat
berubah warna dengan cepat saat bereaksi dengan asam maupun basa.
2. Sukar
bereaksi dengan oksigen di udara sehingga lebih awet.
3. Zat yang
akan diuji lebih cepat meresap karena berbentuk kertas.
Selain kertas lakmus, banyak juga
digunakan indikator buatan lain seperti fenoftalen, metal merah, dan brom timol
biru.
Selain indikator buatan, dapat juga
digunakan indikator alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Indicator yang
dapat digunakan untuk pengujian asam basa misalnya kembang sepatu, kunyit,
kulit manggis, kol ungu, dan bungah-bungahan yang berwarna. Untuk dapat
digunakan sebagai indikator asam basa, bahan-bahan tersebut harus dibuat
ekstraknya terlebih dahulu dengan menghaluskan dan menambahkan air.
E. Skala
keasaman dan kebasaan
Skala atau derajat keasaman atau
kebasaan suatu zat dapat diketahui dari nilai pH (power of Hydrogen). Larutan
yang bersifat netral mempunyai pH = 7, larutan bersifat asam jika PH < 7
(1-6), dan larutan basa mempunyai pH > 7 (8-14). Semakin kecil nilai pH,
maka tingkat keasamanya semakin kuat. Sebaliknya, jika nilai pH semakin besar,
berarti tingkat kebasaannya semakin kuat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar